Jumat, 13 Januari 2017

*Bukan tentang aku, tetapi tentang Kau



Love Story (Cerita Cinta)
by Islamiyah Al-Atifah
 
*Bukan tentang aku, tetapi tentang Kau

Meski mata berlinang airmata, peluh menetes tanpa hasil, jangan katankan sia-sia. Bukankah kau percaya bahwa cinta memiliki kekuatan? Teruslah percaya. Airmata bukanlah pukulan sang cinta, bukan menyuruh kau untuk mundur, bukan untuk menakutimu... tetapi membuatmu untuk sadar. Sadar bahwa cinta tak sekecil apa yang kau bayangkan.

“Aku pikir, kau akan menunggu kehadiranku. Ternyata ada orang lain yang lebih mendahuluiku datang padamu. Sungguh hatiku begitu sakit” rentak Si gadis.

Bagaimana mungkin, Si Boy bergandengan dengan gadis lain saat Si Gadis mencoba untuk memantapkan cintanya. Siapa yang salah? Si Gadis? Si Boy? Atau cinta yang mempermainkannya? ataukah tiada yang salah sama sekali, memang begitu?

Tubuhnya melemas. Matanya begitu sayup dengan kantupan yang penuh beban. Matanya yang masih saja menyuruh untuk melihat Si Boy bersama kekasihnya itu, membuat airmata turut tak mau berhenti.

“Oh Tuhan... apa karena aku hanya bisa bersabar dan menunggu, hingga kau menonjokku dengan tonjokan yang begitu sakit. Apa yang terlihat oleh mataku, apakah itu petunjukmu bahwa aku telah kalah. Bahwa aku harus mundur...?” putus asa Si Gadis.

Begitu kejam cinta... itulah yang dikatakan hati yang telah patah. Begitu indah cinta.. itulah yang dikatakan hati yang berbunga-bunga. Apa sekecil itu arti cinta dimata kalian? Ketahuilah, cinta bukan tentang indah dan perih saja.

Si Boy tak sengaja menatap Si Gadis dari kejauhan. Tatapan itu terbalas dengan sinis dari Si Gadis. Ada garis lengkung sadis yang ia lemparkan pada Si Boy. Selepas itu, Si Gadis berlalu begitu saja tanpa memberi senyum perpisahan dari tatapan mereka yang jauh.

Ah.. Teruslah berjalan. Berjalan lurus, jika kau mampu. Hanya karena dia milik orang lain, bukan berarti cinta gugur dan hilang tanpa jejak. Bukan, itu bukan cinta namanya. Cinta bukanlah tentang aku, tetapi tentang kau. Jika kau hanya berpikir tentang kebahagianmu sendiri, lalu apa gunanya dia hadir dikehidupanmu? Lalu apa makna kata “kita”.

“Aku bukanlah orang yang egois. Cintaku bukan cinta yang semu. Mengapa aku berhenti untuk melihat kebahagiaannya hanya karena ia tak memberiku kebahagiaan... Oh aku benar egois”

Si Gadis kembali lagi pada tempat awal ia mengalirkan airmata. Kini tatapannya tak memberikan airmata, tetapi sunggingan senyum. Bukankah begitu seharusnya. Jika kau melihat pujaan hati bahagia, kau pun juga harus bahagia. Karena itulah cinta. Bukan tentang kebahagiaanku, tetapi kebahagiaan kita....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar